Ketulusan menjadi sesuatu yang semakin langka untuk ditemukan di tengah budaya hidup manusia modern. Mungkin ada orang yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut, namun marilah kita cermati secara perlahan terkait cara hidup yang sedang kita bangun sebagai manusia di masa sekarang. Pertama, kita perlu menyadari bahwa kita hidup di tengah sistem perekonomian yang lebih memusatkan keuntungan pribadi. Alhasil, tidak dapat dipungkiri banyak manusia yang semakin egosentris dalam mendapatkan kebutuhan hidupnya. Kedua, kebutuhan hidup dengan berbagai dinamika perekonomian dan politik telah memaksa setiap manusia untuk semakin mengoptimalkan pertahanan dirinya sebagai makhluk hidup. Kondisi ini pun berpotensi untuk semakin mengikis rasa kepedulian pada diri orang-orang yang tidak dapat menghadapi dinamika tersebut secara bijak. Apakah ini sedang anda alami? Atau, muncul pada diri orang-orang yang ada di sekitar anda? Jika ya, berarti kita perlu mengkritisi kenyataan tersebut agar tidak terhanyut dalam budaya hidup yang semakin tidak sehat bagi pertumbuhan bersama.
Tulisan rasul Paulus pada perikop ini merupakan lanjutan dari nasihatnya kepada jemaat di Korintus tentang perilaku tolong-menolong. Secara lebih spesifik, Paulus menekankan pada aspek ketulusan yang idealnya menjadi karakter dan kualitas dari tindakan jemaat pada saat mereka memberikan pertolongan. Kesadaran terhadap ketulusan tersebut Paulus landasi dengan sebuah fakta iman yang bersumber pada Kristus, yakni bagaimana Ia bersedia menjadi miskin demi memperkaya manusia, dalam hal ini ditujukan pada jemaat. Tentu miskin dan kaya yang dimaksud bukan terbatas pada materiel, melainkan secara mendasar terletak pada dampak keselamatan yang kita alami di dalam Kristus. Paulus menggunakan tindakan kasih Yesus Kristus yang bersedia mengalami kematian demi menghadirkan kehidupana yang terbebas dari kuasa maut pada setiap manusia yang telah berdosa. Hal ini perlu disadari oleh jemaat agar muncul sebuah kesadaran untuk tidak menahan segala hal yang dapat dilakukan karena Kristus telah memberikan secara totalitas atas kasih-Nya yang tak terbatas.
Sahabat Alkitab, nasihat dari Paulus telah menunjukkan bahwa sebuah ketulusan semestinya menjadi bagian dari diri setiap umat TUHAN. Mengapa demikian? Karena ketulusan merupakan karakter sekaligus indikator kualitas dari setiap tindakan yang dilakukan oleh umat TUHAN. Kemudian, ketulusan dalam setiap tindakan merupakan pancaran iman dari setiap umat yang mengakui penyelamatan Kristus dan menghargai tindakan kasih-Nya tersebut. Jadi, marilah kita upayakan ketulusan agar selalu menjadi nyata dalam hidup, bukan sekadar ide belaka.